Pendidikan

Secara tradisional para frater bekerja di bidang pendidikan: mengelola sekolah dan sekolah asrama adalah kegiatan utama kongregasi. Masih banyak sekolah yang dikelola para frater di berbagai negara.

Sekolah-sekolah dan Sekolah Asrama

Semenjak dahulu para Frater berkarya terutama di bidang pendidikan. Pendiri kongregasi Uskup Joannes  Zwijsen, sungguh tersentuh oleh kemiskinan, kekurangan pendidikan dan kekurangan spiritual pada kaum muda. Banyak anak tidak menerima pendidikan, ia menyadari betapa semua unsur ini terkait satu sama lain dan ia mulai menanggapinya secara kristiani. Dalam sepuluh tahun pertama, para frater mulai menangani anak yatim di lingkungan yang miskin. Mereka juga memulai sebuah sekolah asrama, satu  sekolah kejuruan Katolik, satu seminari, satu sekolah guru, satu institusi untuk buta tuli dan anak dungu dan sejumlah sekolah minggu.

Pendidikan masih tetap suatu bidang yang penting bagi karya para frater. Di dalam semua sekolah para frater bekerja bersama dengan suatu tim guru guru awam: kehadiran para frater sering sangat penting  bagi struktur, identitas dan kelanjutan sekolah tersebut. Di samping mengajar, kegiatan-kegiatan lain juga berlangsung di sekolah. Komunitas frater mengorganisir kelas katekismus, menyelenggarakan seminar-seminar dan kegiatan-kegiatan pendukung di bidang olah raga dan musik. Maka sekolah-sekolah menjadi pusat sosial, budaya dan pendidikan rohani.

Di beberapa tempat para frater juga memiliki sekolah-sekolah asrama bagi banyak murid terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil, sehingga mereka mempunyai akses untuk pendidikan yang baik, yang tidak selalu ada di lingkungan tempat tinggal mereka.

Pendidikan Dan Sekolah Asrama di Indonesia


Ochtendgymnastiek op de Frater Don Bosco School in Tarakan (2017)

Theater t.g.v. het Don Bosco feest op de Frater Don Bosco School in Banjarmasin (2009)

Sekolah-sekolah Frater

Di Indonesia para frater mengelola 13 sekolah yang  tersebar di beberapa tempat yang berbeda, beberapa sekolah tergabung dengan fasilitas asrama untuk anak-anak yang tidak dapat pulang ke rumah setiap hari.

Yayasan Don Bosco Manado

Semua sekolah berada di bawah naungan  Yayasan Don Bosco Manado ( YDBM ), didirikan oleh Frater CMM sekitar tahun 1950-an. Saat ini Yayasan memiliki 3 Taman Kanak-Kanak, 3 Sekolah Dasar, 3 SMP, dan 4 SMA. Sebagai tambahan Yayasan juga mengelola 4 sekolah berasrama.

Pendekatan holistik

Sekolah-sekolah frater memiliki reputasi baik di Indonesia. Kualitasnya terutama tergambar pada pendekatan pendidikan holistik, dengan memperhatikan pendidikan agama, kerohanian, dan penawaran bahan ajar yang baik. Biaya sekolah diberikan sesuai dengan kemampuan siswa. Hasilnya, anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah juga bisa datang ke sekolah tersebut. Tidak semua siswa beragama Katolik: siswa dari denominasi lain juga diterima, dan karena reputasi sekolah yang baik, anak-anak dengan latar belakang Islam atau non-religius pun datang ke sekolah YDBM.

Pendidikan dan sekolah sekolah Asrama di Kenya


St. Vincent de Paul boys boarding primary school, Mosocho (2011)

 


Scheikundeles in St. Justino High School, Umoja (2013)

 


Weverij in de school voor doven en blinden in Sikri (2011)

Konteks

Sekolah-sekolah dasar di Kenya pada umumnya gratis. Namun ada biaya untuk pakaian seragam, biaya perjalanan dan buku. Hanya sepertiga siswa sekolah dasar di Kenya melanjutkan ke pendidikan menengah.  Tidak seperti sekolah-sekolah dasar, sekolah menengah tidak gratis, dan banyak keluarga tidak dapat membayar biaya-biaya itu.

Sekolah untuk kaum miskin

Beberapa tahun yang silam para Frater di Kenya memulai CP (Coaching Program ), ini adalah sekolah-sekolah non formal bagi anak-anak miskin yang dikembangkan secara bertahap menjadi sekolah-sekolah yang diakui resmi. Dalam tahun-tahun terakhir provinsi Kenya berusaha membuat  sekolah-sekolah ini tidak terus bergantung  pada dana dari luar. Hal ini sudah terjadi. Namun demikian ini juga berarti bahwa biaya sekolah harus dibayar dan hal ini punya konsekuensi bagi sejumlah siswa. Karenanya sejumlah beasiswa disediakan bagi siswa-siswa miskin sehingga mereka dapat membayar biaya sekolah.

Pendidikan di daerah kumuh

Sebagai contoh di Kayole, salah satu daerah kumuh di Nairobi, sekolah menengah Santo Justino terletak di daerah yang dinamakan  Soweto, yang dikenal sebagai “surga segala kejahatan”. Kehidupan di sana sangat berat, dengan banyak penyalahgunaan narkoba, pelacuran dan perampok jalanan. Pendidikan adalah tantangan di daerah ini, tetapi bertentangan dengan semua harapan, sekolah menengah St. Justino telah berkembang sebagai sekolah dengan reputasi baik karena mutu pendidikan yang tinggi.

Perawatan anak yatim

Sejak awal para frater telah bekerja di pedesaan bagian barat Kenya. Di Oyugis, sebuah desa dekat Kisumu, ada banyak anak menjadi yatim piatu karena penyebaran AIDS yang cepat di tahun 1980an. Para frater menyadari bahwa pekerjaan yang mereka lakukan tidak dapat dibatasi hanya pada perawatan orang sakit dan mereka memulai proyek OIP pada tahun 1996, yang bertujuan sebagai sebuah pendekatan terpadu. Antara lain, mereka menyediakan perawatan banyak anak yatim: tidak di panti asuhan yang terpisah, tapi terutama dengan membantu kerabat yang merawat mereka.

Pendidikan orang buta tuli

Pada tahun 1970, Frater CMM memulai suatu institut pelatihan khusus bagi orang buta di Sikri “Instutut Pelatihan Teknik Sikri”. Bentuk pendidikan ini masih sangat langka di Kenya. Suatu program pelatihan kejuruan pertanian ditawarkan bagi orang yang jelas lemah, dan sejak tahun 1976 juga untuk orang tuli yang memungkinkan mempersiapkan diri mereka. Untuk maksud ini para frater memulai suatu kebun besar dekat sekolah. Pada tahun 1988 fasilitas pendidikan diperluas dengan program pelatihan di bidang perkayuan dan pertenunan. Institut pelatihan tersebut saat ini telah dialihkan kepada pemerintah, tetapi masih ada seorang frater bekerja di sana sebagai relawan. Pendidikan bagi orang yang berkebutuhan khusus belum dipandang amat penting di Kenya. Maka sangat mendasar untuk menciptakan kesadaran lebih, tidak saja untuk merekrut siswa-siswa baru, tetapi juga untuk penerimaan yang lebih luas bagi orang berkebutuhan khusus di masyarakat Kenya.

Pendidikan di Namibia


Nieuwe vleugel St. Paul’s College in Windhoek: het Brother Hermenegildus Higher Centre (2016)

Pendidikan

Para frater di Namibia telah memberikan sumbangsih penting bagi pendidikan di negara itu. Pada tahun 1962 para frater memulai sebuah sekolah di Windhoek; Kolese St. Paulus. Sejak tahun 1991 kepemimpinan sekolah tersebut telah dialihkan kepada orang awam. Para frater masih merasa terlibat di sekolah ini.

Pada tahun 1995, para frater di Sambyu, bagian utara Namibia, memulai sebuah sekolah menengah. Pada tahun-tahun selanjutnya kepemimpinan sekolah telah diserahkan kepada orang awam. Mulanya, beberapa frater melanjutkan untuk bekerja sebagai guru di sekolah ini.  Namun demikian keterlibatan para frater berakhir di penghujung 2013 dan komunitas di Sambyu ditutup.

Bekas-bekas sekolah di Windhoek dan Sambyu-Rhundu sangat dikenal. Saat ini para frater tidak memiliki sekolah sendiri di Namibia. Frater-frater muda Namibia masih dalam masa pendidikan. Pada tahun 2014, sebuah komunitas dimulai di Tses. Para frater di Tses akan berkarya di sekolah keuskupan sebagai guru atau fungsi-fungsi lainnya.

Pendidikan di Brazil


Bibliotheek in Colégio Padre Eustáquio, Belo Horizonte (2012)

Colégio Padre Eustáquio

Sekolah di Belo Horizonte (Brazil), Colegio Padre Eustquio, didirikan pada tahun 1962 oleh para frater. Awalnya sebagai sekolah tinggi dan kemudian pendidikan diperluas dari TK sampai sekolah menengah. Administrasi harian Colegio Padre Eustquio telah menjadi tanggung jawab orang awam selama beberapa dekade. Orang yang sangat terlibat dengan kongregasi. Dewan Regio frater tetap merupakan dewan sekolah. Di samping pendidikan reguler, sekolah juga menawarkan pembinaan lanjutan setelah jam sekolah dan kursus bahasa bagi siswa buta huruf.

Pendidikan dan asrama di Timor Leste


Middelbare beroepsopleiding in Gleno

Internaat in Suai

Pendidikan menengah kejuruan, Gleno

Setelah para frater keluar dari Gleno karena perjuangan kemerdekaan dan perang sipil di Timor Leste, kongregasi memulai sebuah komunitas baru sesudah perang berakhir, pada tahun 2008. Para frater mengambil alih sebuah sekolah menengah kejuruan, yang berkonsentrasi pada industri catering. Setelah bertahun-tahun menggunakan gedung sebuah sekolah dasar, mereka memasuki gedung baru pada tahun 2014. Gedung ini bisa dilengkapi berkat dukungan pemerintah Timor Leste. Kongregasi membeli tanah dan dengan demikian memperoleh hak milik atas tanah sekolah menengah kejuruan itu.

Asrama, Suai

Pada tahun 2011 ada permintaan dari para Jesuit untuk mengambil alih fasilitas suatu asrama di Suai. Hal ini terrealisasi pada tahun 2012. Anak-anak yang tinggal di fasilitas asrama bersekolah di sekolah terdekat. Fasiltas asrama menawarkan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pendidikan yang baik  jauh dari rumah mereka. Sepulang sekolah, para siswa dibantu mengerjakan PR mereka dan dapat berperan serta dalam musik dan kegiatan olah raga.

Sekolah Paroki, Dili

Di Timor Leste, para frater bekerja juga di Dili, pinggiran kota yang disebut Becora di Sekolah Paroki ‘ Hati Kudus’, yang memiliki sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

Masa depan

Harapan besar para frater di regio ini adalah memulai sebuah sekolah menengah atas sendiri di Hera. Pembicaraan mengenai hal ini masih terus berlangsung. Namun realisasi proyek semacam ini membutuhkan usaha besar di bidang keuangan.