Kenya dan Tanzania
Di Kenya dan Tanzania, para frater mengelola beberapa sekolah dan proyek pada bidang kesehatan, pengembangan pertanian dan pendidikan keagamaan. Sekarang ini ada sekitar lima puluh frater yang bekerja di kedua negara ini.
Para frater di Kenya dan Tanzania
Para Frater Belanda berangkat ke Kenya pada tahun 1958. Mereka memulai dua sekolah di Kisumu, sebuah provinsi di bagian barat Kenya. Misi mereka sangat sesuai dengan pendidikan di negara tersebut. Para frater kebanyakan masih hadir di bagian barat Kenya dengan berbagai proyek di tempat seperti Mosocho, Oyugis dan Sikri.
Setelah tahun 1980, para frater mulai kerasulan mereka di bagian tengah Kenya. Komunitas dewan pimpinan provinsi terletak di Nairobi, ibu kota negara, di mana para frater juga mengelola sebuah sekolah menengah. Para frater muda yang belajar di Nairobi juga tinggal di sana. Rumah pembinaan ada di Nakuru, di mana para calon frater menerima pendidikan pengenalan untuk hidup religius. Ada novisiat internasional di Nairobi (Sigona) di mana para frater dari berbagai negara di Afrika belajar.
Sejak tahun 2005 kongregasi juga hadir di Tanzania, di mana mereka memulai sekolah Santo Vinsensius a Paulo, di sebuah daerah terpencil bernama Urambo. Di dekat sekolah tersebut ada sebuah komunitas.
Merawat banyak orang
Kegiatan para frater di Kenya sangatlah beragam: pendidikan dan sekolah berasrama, pelayanan kesehatan, panti asuhan, pertanian, bekerja bersama orang-orang di penjara, pelayanan kaum muda, keadilan dan perdamaian.
.
Sekolah dan asrama
Saat ini Provinsi Kenya menangani dan memiliki tanggung jawab terhadap lima sekolah: satu sekolah dasar dan empat sekolah menengah. Secara formal, tanah sekolah di Urambo, Tanzania, adalah milik keuskupan. Provinsi juga sedang membangun suatu sekolah menengah di Nakuru dan hampir selesai.
- Mosocho: Sekolah Dasar St. Vincent de Paul dan asrama untuk anak laki-laki
- Nairobi: Sekolah Menengah St. Justino
- Oyugis: Sekolah Menengah St. Vincent
- Sikri: Sekolah Menengah St. George
- Urambo: Sekolah Menengah St. Vincent de Paul dan asrama untuk anak laki-laki dan perempuan
Oyugis Integrated Project
Sejak tahun 1996, Oyugis Integrated Project (OIP) sebuah proyek pelayanan bagi pasien HIV/AIDS dimulai di Oyugis. Di kota yang terletak di bagian barat Kenya ini, AIDS telah menjadi musuh setiap orang. Penyakit ini memakan korban setiap hari. OIP memiliki tiga tujuan: memberikan informasi pencegahan AIDS; membantu masyrakat yang terinfeksi HIV, dan membantu para janda dan yatim yang kehilangan pasangan dan orang tua mereka karena AIDS. Sekarang ini ada sekitar 4000 anak yatim yang hidup di sekitar Oyugis. OIP bekerja dengan sekitar 20 orang (umumnya penduduk lokal) untuk proyek tersebut, bersama dua orang Belanda. Mereka memberikan bantuan dan informasi tentang pelayanan dan keselamatan, pertanian dan pendidikan. Untuk informasi lebih lanjut bisa didapat di website OIP.
Orang-orang di Penjara, keadilah dan perdamaian
Selain kegiatan yang disebutkan di atas, beberapa frater di Nairobi juga bekerja di bidang pelayanan pastoral kepada orang-orang yang di penjara: proyek Pastor Grol Welfare dan pada sebuah proyek untuk keadilan dan perdamaian: Chemchemi.
Proyek untuk penjara serta keadilan dan perdamaian keduanya merupakan yayasan yang berbeda; pada setiap yayasan para frater menjadi anggota pengurus yayasan, namun proyek tersebut bukan milik kongregasi.