Sejarah

Lebih dari satu setengah abad Frater CMM telah berkarya di banyak negara melalui bidang pendidikan, orang muda dan memperkuat komunitas gerejawi. Para frater memberi perhatian terutama terarah kepada orang miskin dan perkembangan orang muda khususnya yang mengalami kesulitan.

Sketsa Sejarah CMM

Kongregasi Frater CMM didirikan tahun 1844 di Tilburg (Belanda). Pendiri, Uskup Zwijsen, sungguh tergerak akan situasi kemiskinan kala itu sejalan dengan pertumbuhan industri yang begitu pesat di kota ini dan wilayah sekitarnya. Banyak anak mengalami kesulitan mendapatkan pendidikan dan sarana yang terbatas untuk membantu orang sakit, lanjut usia, yatim piatu dan  cacat. Zwijsen mengumpulkan sejumlah laki-laki dan perempuan untuk membantunya: mereka yang berkeinginan mengabdikan diri demi memperbaiki situasi hidup di kota dan dengan jalan ini terbentuklah sebuah kongregasi religius dalam Gereja Katolik.

Usaha Zwijsen sungguh berhasil sejak didirikannya Kongregasi Suster dan Frater yang menarik banyak anggota. Sekitar tahun 1850, jumlah suster hampir seribu dan frater lebih seratus dan mereka terlibat dalam berbagai proyek sosial mau pun gereja. Inisiatif dari karya-karya ini terutama demi membantu orang miskin dan mendukung mendidikan Katolik. Zwijsen menyebutnya sebagai “karya karitatif” (liefdewerken) dan “karya belas kasih” (werken van barmhartigheid).

Sungguh beralasan mengapa Wzijsen memberi nama kepada kedua kongregasinya sehubungan dengan belas kasih: mereka disebut Suster dan Frater dari Maria, Bunda yang Berbelas Kasih. Biasanya dikenal dengan sebutan Frater-frater dari Tilburg dan Suster-suster dari Old Dike-nama kota/jalan dimana mereka tinggal. Nama-nama ini terkenal setelah kongregasi memulai karya baru di berbagai tempat. Dengan demikian sejarah frater telah berkembang hampir 170 tahun dan jumlah frater dalam kurun tahun ini lebih dari 3.000 (kini sekitar 270, berkarya di 8 negara).

Pada halaman web kami memberikan gambaran singkat sejarah Frater CMM, dalam enam bagian berbeda (klik pada gambar):

Uskup Zwijsen (1794-1877)

bisschop zwijsen

Ekspansi (1844-1940)

moederhuis fraters cmm eind 19e eeuw

Misi (1885-1963)

fraters suriname

Kembali pada akar (1960-1994)

Berakhir (dari 1970)

Frater Andreas (1841-1917)

Buku sejarah kongregasi

Ini jelas hanya beberapa sketsa dari sejarah kongregasi Frater CMM. Buku terakhir tentang sejarah kongregasi, kini tersedia hanya dalam Bahasa Inggris. Dipublikasikan dalam edisi terpisah, bagian 1 da 2 telah terbit:

Charles van Leeuwen, History of the Brothers of Our Lady Mother of Mercy (Valkhofpers, Nijmegen 2014).

Volume 1: Bishop Zwijsen and his First Brothers.
Volume 2: Conscientious and Caring. A Portrait of Father Superior de Beer [1821-1901].

Terjemahan Indonesia dan Belanda sedang dalam tahap persiapan untuk dipublikasikan.

Frater kini

Kini terdapat sekitar 270 frater tersebar di delapan negara. Diantaranya Belanda dan Belgia sebagai permulaan, selain itu terdapat komunitas-komunitas di Indonesia, Kenya, Namibia, Tanzania, Brazil dan Timor Leste.

Komunitas internasional

Berkaitan dengan kehadiran kongregasi di delapan negara berbeda dan di empat benua, maka  disebut sebagai sebuah kongregasi internasional. Dengan demikian terjadi  perubahan situasi yang begitu cepat pada tahun-tahun terakhir: di negara barat terjadi penurunan komunitas, sementara di Indonesia, Kenya dan Timor Leste terdapat pertumbuhan. Hal ini berdampak pada tata hidup komunitas dan karya-karya yang ditangani.

Tantangan dan peluang

Jauh sebelumnya sebagai kongregasi, para frater menjalankan karya misi dan pembinaan dengan menghadirkan tim yang berasal dari negara berbeda. Perlahan-lahan komunitas-komunitas dimana frater tinggal berasal dari beberapa negara: sesuatu yang sungguh kaya, namun juga   dihadapkan pada tantangan-tantangan khusus. Harus berhadapan dengan usaha mengenal bahasa dan perbedaan budaya dalam komunitas yang relatif kecil. Ini terlihat mulai dari dapur sampai kapel, dari  ruang tamu sampai pada  memanfaatkan waktu luang dan rileksasi. Dalam program pendidikan dan pelatihan, diberi titik perhatian pada proses “internalisasi” kongregasi. Misalnya, mengorganisir pertemuan internasional, pertukaran atau magang sehingga semakin terbiasa dengan aspek-aspek internasional yang merupakan bagian dari hidup bersama: lewat  pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan peluang-peluang yang ditawarkan kepada kongregasi!

Menjadikan dunia yang lebih baik

‘Internasionalisasi’ merupakan sebuah konsep yang menandai sejarah frater.  Melalui karya sebagai frater dalam konteks internasionalisasi, bukan karena kongregasi menghendaki agar menjadi “kaya multinasional”, melainkan terarah pada cahaya injil, panggilan yang (tanpa batas): cinta kita akan Kristus dan bekerja menjadikan dunia lebih baik. Kongreasi adalah sebuah keluarga frater seluas dunia yang berkarya bersama gereja, dengan misi utama yaitu belas kasih.