Hari Studi Frater CMM Provinsi Indonesia
Lewat Workshop Sejarah Kongregasi, Para Frater CMM Indonesia Mendalami Sejarah, Semangat dan Identitas Pendiri
Lewat Workshop Sejarah Kongregasi, Para Frater CMM Indonesia Mendalami Sejarah, Semangat dan Identitas Pendiri
Sebanyak 28 Frater dari wilayah Sumatera-Nias, Jogjakarta, Makassar, Lembata, Kalimantan, Langgur, dan Manado-Tomohon, untuk hadir sebagai peserta dalam Workshop Sejarah Kongregasi di Panti Semadi Tomohon, Sulawesi Utara – Indonesia pada tanggal 12 – 17 Juni 2023.
Workshop yang bertema “The Legacy of Bishop Zwijsen”, Dialogues about CMM History, Spirituality and Identity” ini diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Umum (DPU) yang bekerja sama dengan Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) CMM Indonesia dan Komisi Komunikasi. Workshop, dibuka dengan perayaan Ekaristi bersama dipimpin RD. Lucky Singal, tepat pukul 18.00 WITA. Dalam renungannya RD. Lucky Singal menyampaikan semoga lewat hari refleksi ini para frater semakin memahami dan mendalami semangat kongregasi serta mengaplikasikannya dalam hidup sehari-hari. Hadir dalam pembukaan workshop, Frater Provinsial bersama para anggota Dewan Pimpinan Provinsi.
Dalam sambutan pembuka kegiatan Provinsial CMM Indonesia, menyapa para peserta yang hadir dengan mengungkapkan terima kasih atas inisiatif dan program Dewan Pimpinan Umum sehingga kegiatan ini bisa terlaksana di Provinsi CMM Indonesia. “Workshop Sejarah Kongregasi ini, dilaksanakan dengan maksud untuk mendalami sejarah dan spiritualitas kongregasi yang telah diwariskan oleh Mgr. Joannes Zwijsen, pendiri Frater dan Suster SCMM”. Tegas Frater Provinsial.
“Semoga lewat Workshop ini, para Frater semakin mampu mengalami, merasakan dan mencintai kongregasi dan dapat menjadi mentor bagi para frater lain yang tidak sempat hadir dalam kegiatan ini”. Tambah Provinsial.
Mr. Charles van Leeuwen, Study Secretary Brothers CMM yang telah sekian lama meneliti dan menulis sejarah dan spiritualitas Kongregasi Frater CMM dari negeri Belanda hadir sebagai Narasumber tunggal dalam Workshop ini.
Dalam pengantarnya selain memperkenalkan diri Mr. Charles van Leeuwen menggarisbawahi apa yang dipelajari dan ditulisnya tentang Mgr. Zwijsen yaitu Legacy sebagai warisan dari pendiri, Dialogues: History, Spirituality dan Identity sejarah panjang kongregasi yang telah dihidupi dalam semangat dan hidup berkomunitas.
Akhir dari pengantar workshop, Mr. Charles memberikan pertanyaan sharing kepada peserta workshop: Apa yang hendak anda ketahui tentang legasi Mgr. Zwijsen, dengan tiga fokus: The Founder, the Spirituality, and the Religious Life. Dari beberapa pernyataan hasil kerja kelompok dijadikan titik perhatian bersama selama hari-hari studi.
Hari Kedua Workshop (13-6-23) dimulai tepat pukul 08:00 WITA, dibantu Fr. Blasius Perang, CMM sebagai Moderator dan Fr. Ronald Randang, CMM sebagai Penerjemah; Mr. Charles memulai presentasinya dengan topik pembicaraan mengenai Mgr. Joannes Zwijsen, terutama karakter kepemimpinan Zwijsen dan Misinya mendirikan Kongregasi Suster dan Frater. Topik hari kedua juga mengulas seputar Sejarah Konflik para Pater dan Frater yang berujung pada pemisahan. Sejarah ini memuncak pada 1912 hingga akhirnya berakhir pada 1916.
Workshop hari ketiga (14-6-23) mengulas topik tentang Ekspansi Frater CMM pada permulaan hingga tahun 1920. Dalam paparannya Mr. Charles mengulas sejarah tentang kekuatan dan kelemahan yang ditemukan dalam sejarah ekspansi awal. Selain itu, Mr. Charles juga berbagi tentang pengaruh St. Vinsensius pada Mgr. Zwijsen dan pendirian kongregasi di Belanda. Karena begitu terpesona dengan St. Vincentius, Mgr. Zwijsen bahkan diberi gelar semacam “Vinsentius dari Tilburg”. Sesi ketiga di hari yang sama mengulas tentang Maria Bunda Berbelas kasih yang menjadi nama bagi para suster dan frater. Bagi Mgr. Zwijsen, Santa Maria menjadi bagian pembentukan internal spiritual para frater dan suster. Melalui Maria, para frater belajar segala kebajikan-kebajikan iman.
Hari keempat, (15 -6-23) workshop diisi dengan mengunjungi karya yang ditangani para frater di Manado, mulai dari Yayasan Don Bosco Manado, Taman Kanak-Kanak, SD, SMP dan SMA Frater Don Bosco serta Yayasan Fransiskus Asisi Manado dan toko rohani. Peserta workshop kembali ke Tomohon pukul 12:30.
Sesi diskusi hari keempat di sore hari, peserta workshop disuguhi topik tentang Yesus, Saudara yang Berbelas kasih. Topik ini mengulas tradisi formasi religius dan doa kepada Yesus yang dilakukan para frater di masa lampau. Pada sesi kedua di malam hari, para frater disuguhi topik tentang “Brotherhood and Community Life”. Dalam diskusi tersebut Mr. Charles, memaparkan bagaimana para frater di masa lampau membangun komunitas.
Workshop hari kelima, (16-6-23), peserta kembali menggeluti topik tentang Kesederhanaan dan Gaya Hidup para frater. Dalam uraiannya, Mr. Charles menjelaskan kesederhanaan dan gaya hidup para frater sejak permulaan dan berbagai perubahan sampai pada zaman modern. Pada sesi kedua, Mr. Charles menyajikan presentasi analisis SWOT tentang Kepemimpinan para Pemimpin Umum Frater CMM dan situasi yang dihadapinya.
Hari keenam (17-6-23) merupakan hari terakhir workshop, presentasi dan diskusi diisi dengan sumber-sumber Spiritualitas Mgr. Zwijsen. Dari berbagai sumber tersebut ditemukan beberapa kata kunci keutamaan belas kasih dan persaudaraan, juga ketaatan, kemiskinan, kemurnian, kerendahan hati, kelembutan, saling memperhatikan, dll.
Pada sesi kedua, para frater mendapat materi tentang Venerable Frater Andreas van Den Boer. Ia adalah seorang yang dikenal dan disebut kudus di kalangan para siswanya di sekolah berasrama di Ruwenberg. Frater Andreas adalah teladan kesederhanaan yang rendah hati.
Pada sore hari, peserta workshop mengadakan evaluasi dan rangkuman yang disampaikan langsung oleh Mr. Charles van Leeuwen, Ph.D. Dalam rangkuman-nya, Mr. Charles kembali menguraikan fokus sejarah pendiri CMM yakni, Misi, Spiritualitas, Komunitas, Karya, Organisasi dan Manajemen.
Kegiatan pun ditutup dengan ucapan terima kasih yang disampaikan oleh Fr. Rofinus Banunaek, CMM dan kesan/pesan dari peserta workshop yang diwakili Fr. Marselinus Nara Atu, CMM dan Fr. Cyrillus Kaparang, CMM.
Dalam closing statement-nya, Provinsial menyatakan kebanggaan, rasa syukur, dan terima kasih-nya atas terselenggaranya kegiatan workshop yang sangat berarti ini. Ia juga menyatakan penghargaan yang tinggi kepada Mr. Charles van Leeuwen, Study Secretary Brothers CMM yang melakukan studi sejarah kongregasi dan membagikan kepada para frater di Provinsi CMM Indonesia. “Semoga semangat pendiri yang dikenal ini boleh memberi inspirasi dan motivasi bagi para frater”. tegas Provinsial.
Diakhir kegiatan, sebelum sesi foto bersama para frater peserta workshop dibagikan sertifikat workshop dalam bahasa Inggris yang ditanda tangani langsung oleh Provinsial dan Mr. Charles sendiri.
Setelah closing ceremony, para frater mengikuti perayaan ekaristi penutupan yang dirangkaikan dengan Perayaan Pesta Agung Kongregasi yang dipersembahkan oleh RD. Lois Bayak dari Seminari menengah Kakas Kasen – Tomohon. Banyak terima kasih kepada Mr. Charles yang telah membuka wawasan peserta workshop dengan berbagai topik tentang sejarah kongregasi. Mari kita terus maju dengan tidak melupakan sejarah. “Kita CMM, Kita Bisa, Kita OK”.
Fr. Fransiscus Linus, CMM
Sebelumnya
Duta Persaudaraan Seluas Dunia