Tomohon, Sulawesi Utara. Lima frater novis memasuki novisiat tahun kedua setelah menyelesaikan masa pendidikan novisiat tahun pertama. Para Frater novis itu adalah Fr. Benyamin Pati dari Keuskupan Larantuka, Fr. Wilhelmus Mendrofa dari Keuskupan Sibolga, Fr. Gabriel Fatima Soares dari Keuskupan Dili, Timor Leste, Fr. Januario Sani Quehi dari Keuskupan Maliana dan Fr. Manuel Bareto Amaral dari Keuskupan Maliana. Selama masa pembinaan mereka di novisiat tahun pertama, mereka dibimbing oleh Fr. Philipus Weredity, Magister Novis, Fr. Alfons Seran dan Br. Vincent Kaunang, para staf di tahun pertama novisiat.
Berdasarkan informasi dari Fr. Philipus, magister novis, formasi pada tahun pertama novisiat atau kanonik mengikuti visi, misi, dan prinsip-prinsip dasar pembinaan pendidikan religius. Prinsip-prinsip dasar formasi adalah pertama, sebagai formasi holistik yang mendukung pengembangan kepribadian dalam hal afeksi, intelektual, emosi, moralitas, spiritual, pastoral – sosial. Kedua, formasi holistik adalah pendekatan terpadu dan harmonis di antara semua aspek formasi.
Prinsip ketiga adalah pembinaan tentang kesadaran akan identitas sebagai manusia, bertumbuh menjadi pribadi yang berkualitas. Prinsip keempat adalah pembinaan kehidupan sebagai seorang Kristen yang berhubungan dengan kesadaran dipanggil untuk mengikuti Kristus. Prinsip kelima adalah pembinaan hidup sebagai religius dan prinsip terakhir adalah pembentukan kerasulan. Selain itu, fokus utama dalam pembinaan novis tahun pertama adalah mengarahkan mereka untuk membangun komitmen mereka melalui pembentukan hati dan pikiran seperti Kristus.
Untuk mewujudkan visi, misi, dan prinsip-prinsip di atas, ada implementasi program yang bermanfaat dan terjadwal seperti kegiatan harian, bulanan, dan tahunan. Magister novis satu, para staf dan terutama frater harus mengikuti program ini. Program harian yang dilaksanakan di novisiat adalah kehidupan doa, meditasi, permenungan, retret, dan refleksi. Selain yang disebutkan di atas, ada juga rekreasi, berolahraga, pelayanan komunitas tentang menjaga lingkungan novisiat, di dalam dan di luar.
Hal terpenting lainnya adalah program studi atau proses belajar mengajar di novisiat. Mata pelajaran yang diajarkan di novisiat adalah spiritualitas, konstitusi dan statuta Frater CMM, kaul – kaul, pengolahan hidup, musik dan seni, percakapan bahasa Inggris dan Inggris, Bahasa Indonesia, psikologi kepribadian, musik liturgi, alkitab, liturgi, refleksi Alkitab, katekese, meditasi dan kemampuan berbicara di depan umum. Selama masa pembinaan ini, para novis ditemani oleh saudara-saudara dan juga dosen-dosen lain dari luar novisiat.
Kelima frater novis ini telah mengikuti semua program dan pembinaan di novisiat tahun pertama selama hampir satu tahun. Mereka telah belajar untuk hidup sebagai saudara yang berbelaskasih dalam pembinaan mereka sehingga mereka memutuskan untuk melanjutkan ke novisiat tahun kedua. Merupakan suatu berkah bahwa provinsi menerima mereka untuk melanjutkan pembentukan mereka di novisiat tahun kedua.
Selama Pandemi Covid – 19 ini, para frater novis tidak dapat pindah ke Pematang Santar, Sumatera Utara, untuk melanjutkan pembentukan novisiat tahun kedua mereka. Mereka akan pindah ke Pematang Siantar jika situasinya aman kembali. Walaupun, mereka masih harus tinggal di Tomohon tetapi itu tidak berarti bahwa mereka tidak memiliki formasi novisiat tahun kedua. Magister novis tahun pertama dan staf telah merancang bentuk formasi pada novis tahun kedua untuk novis di Tomohon. Sehingga, para siswa dapat mulai melanjutkan formasi mereka.
Fr. Agustinus Nai Aki, CMM (Indonesia)
Selanjutnya
20 TAHUN PADUAN SUARA KATHARSIS