Para Duta Persaudaraan (AWWB) di Zambia mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan Kawambwa
Pada hari Minggu, 6 April 2025, 12 anggota Duta Persaudaraan Zambia melakukan kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan Kawambwa. Mereka ditemani oleh dua frater, yaitu Frater Videlis Minyega dan Frater Josphat Malalya. Kunjungan itu dilakukan sebagai bentuk aksi nyata dari refleksi mereka pada hari itu, yakni mau memberi semangat dan dukungan bagi para narapidana. Kunjungan selama masa Prapaskah ini membawa pesan harapan, belas kasih, dan persaudaraan yang sangat dibutuhkan oleh para narapidana.
Sambutan Hangat
Kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan difasilitasi oleh Bapak Mweemba, salah satu staf yang bekerja di Lembaga Pemasyarakatan Kawambwa. Dukungan dan kerja sama dengan staf penjara itu sangat penting untuk memastikan agar supaya kunjungan tersebut dapat dilakukan dengan sukses, dan para Duta Persaudaraan memiliki kesempatan bertemu langsung dengan para narapidana.
Pengampunan
Kunjungan ini dimulai dengan Ibadat komuni kudus bagi para narapidana, sebuah tindakan iman yang menjadi dasar spiritual untuk kegiatan hari itu. Frater Josphat Malalya, yang memimpin ibadat, memilih sebuah renungan yang diinspirasikan dari Injil Yohanes 8:1-11, yaitu kisah tentang perempuan yang tertangkap basah berzinah. Perikop ini, di mana Yesus menunjukkan belas kasihan dan pengampunan, menjadi dasar dari pesan Frater Josphat kepada para narapidana. Dalam homilinya, ia menekankan pentingnya pengampunan. Ia mengingatkan para narapidana bahwa, sama seperti perempuan dalam kisah tersebut, mereka juga adalah penerima belas kasih Allah. “Kita semua adalah orang berdosa di hadapan Allah,” kata Frater Josphat, menggarisbawahi bahwa tidak seorang pun memiliki hak untuk mengutuk orang lain atau mengklaim keunggulan moral. Hanya Tuhan yang memiliki otoritas untuk menghakimi. Pesan belas kasih dan pengertian ini sangat mengena di hati para narapidana, dan itu merupakan momen untuk berefleksi diri dan pembaharuan rohani. Frater Josphat juga mendorong para narapidana untuk saling mengasihi satu sama lain, terlepas dari keadaan mereka, memupuk suasana persatuan dan dukungan antar mereka di dalam tembok penjara.
Dorongan dan Solidaritas
Setelah ibadat komuni, para Duta Persaudaraan bersama dengan Frater Videlis dan Frater Josphat, meluangkan waktu untuk berbicara langsung dengan para narapidana. Ini adalah momen yang kuat dalam hubungan antar manusia, karena para Duta Persaudaraan berbagi kata-kata dorongan dan solidaritas dengan para penghuni penjara baik para pria dan maupun para wanita. Pesannya jelas: terlepas dari situasi mereka saat ini, para narapidana tidak dilupakan, dan kehidupan mereka memiliki nilai yang melekat.
Para Duta Persaudaraan menyampaikan pesan-pesan harapan, menekankan bahwa keadaan mereka saat ini bukanlah tujuan akhir mereka. Mereka diingatkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk berubah, bertumbuh, dan mencari penebusan. Para Duta Persaudaraan meluangkan waktu untuk mendengarkan kisah-kisah para narapidana, menunjukkan belas kasih dan pengertian atas perjuangan mereka. Ini adalah contoh yang indah tentang bagaimana percakapan yang bermakna dapat mengangkat dan menginspirasi, menawarkan rasa berharga dan dorongan bagi mereka yang mungkin merasa dilupakan oleh masyarakat.
Sebuah Gerakan Cinta
Salah satu bagian yang paling menyentuh dari kunjungan ini adalah pembagian barang-barang kebutuhan pokok kepada para narapidana. Para Duta Persaudaraan membawa berbagai barang kebutuhan pokok ke lembaga pemasyarakatan, termasuk tisu toilet, sabun mandi, gula, minyak goreng, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Barang-barang ini, meskipun sederhana, merupakan simbol solidaritas dan kepedulian yang kuat bagi mereka yang terpinggirkan dan dilupakan oleh banyak orang.
Dalam konteks Prapaskah, masa yang secara tradisional difokuskan untuk berbagi dengan mereka yang kurang beruntung, gerakan ini sangat berarti. Para narapidana tampak tersentuh oleh kemurahan hati yang ditunjukkan kepada mereka. Kebutuhan dasar memberikan kenyamanan dan kelegaan, membuat para narapidana merasa dihargai dan didukung dengan cara yang praktis. Hal ini juga menjadi pengingat bahwa tindakan kebaikan, sekecil apa pun, memiliki dampak yang besar pada kehidupan mereka yang membutuhkan.
Bekerja sama
Selama kunjungan tersebut, Staf penjara Bapak Mweemba berbicara tentang pentingnya interaksi semacam itu dan mendorong para Duta Persaudaraan untuk secara teratur mengunjungi tempat tersebut. Dia mencatat bahwa kunjungan ini tidak hanya meningkatkan semangat para narapidana tetapi juga memberi mereka dorongan untuk terus berjuang untuk reformasi dan pertumbuhan pribadi. Dedikasi Mweeemba terhadap kesejahteraan narapidana sangat jelas, dan kemitraannya dengan Duta Persaudaraan menyoroti pentingnya kolaborasi antara staf penjara dan organisasi luar dalam mendukung rehabilitasi narapidana.
Frater Videlis Minyega (Kawambwa, Zambia)
Sebelumnya
Selamat Natal