Tomohon, Indonesia, 5 Oktober 2018.
Dalam rangka merayakan pesta Santo Vinsensius a Paulo pada 27 September 2018, para frater komunitas novis satu mengadakan banyak kegiatan. Yang ikut ambil bagian dalam kegiatan ini adalah para postulan dan novis dari Bruder BTD dan Frater CMM. Mereka mengikuti berbagai lomba dan kegiatan seperti lomba bola voli, futsal, bulu tangkis, vokal grup, bermazmur dan membaca injil. Perayaan tahun ini sungguh special karena ada kegiatan ‘live in’ dimana para peserta diutus ke luar dalam kelompok untuk bertemu dengan orang di pasar atau di rumah dan menawarkan diri untuk membantu mereka.
‘Live in’
Program ‘live in’ ini diadakan pada Selasa 25 September. Para anggota yang terdiri 29 orang kemudian dibagi dalam lima kelompok besar yang terdiri dari 5 sampai 6 frater. Sekitar jm 5 pagi, para peserta diantar dari novisiat dan kemudian diturunkan di beberapa titik di sekitar kota Tomohon. Setiap peserta diminta untuk menjumpai orang dan menawarkan diri untuk membantu. Pada jam 12 siang mereka dijemput lagi.
Orang asing
Pada malam harinya, setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan dan membagikan pengalamannya. Frater Wilfridus yang diminta untuk memimpin sharing itu memberikan tiga pertanyaan mendasar. Tiga pertanyaan itu mengenai apa yang mereka rasakan sebelum kegiatan tersebut, apa yang mereka lakukan dan apa refleksi mereka. Setiap kelompok sangat antusia saat bersharing. Mereka membagikan banyak hal soal perasaan dan pengalaman mereka. Frater Frido, salah seorang anggota kelompok mengatakan bahwa mereka mulanya bingung tidak tahu hendak ke mana. Banyak orang masih tidur karena masih sangat pagi. Beberapa kali mereka mengetuk pintu namun tidak ada respon. Beberapa orang menolak mereka karena melihat mereka begitu asing. “Itu sangat menantang. Kami hampir kehilangan harapan”, kata Frater Frido. “Ketika kami mulai membantu, mereka tampak ragu dan meremehkan kami”, kata seorang anggota lainnya.
Meninggalkan Allah demi Allah
Frater Philips, bapa novis dalam kesimpulannya mengatakan bahwa ke depan kegiatan ini akan terus dilakukan. “Dengan melakukan ini kita meneruskan apa yang dikatakan Santo Vinsensius, yakni meninggal Allah demi Allah”, lanjutnya.
Br. Wilfridus Bria CMM (Indonesia)
Sebelumnya
Gempa dan Tsunami Palu