Sejak 1998, para frater telah sedang bekerja di Pastoral Penjara di Kenya, dalam Proyek Sosial Pater Grol (sebelumnya dikenal sebagai Yayasan Kesejahteraan Pater Grol). Tim ini menggalang dana dan sumber daya yang memungkinkan mereka memberikan pelatihan kepada sejumlah narapidana, serta menyediakan fasilitas rekreasi, buku, majalah, kacamata, bola voli, bola sepak, alat-alat pelatihan ketrampilan, pakaian, sepatu, obat-obatan, dan konseling. Fasilitas-fasilitas ini membawa suasana yang berbeda di penjara-penjara di Kenya yang mereka kunjungi.
Sejak organisasi ini didirikan, Frater Linus Schoutsen, misionaris Belanda di Kenya, menjadi motor penggerak di baliknya. Sayangnya, ia harus kembali ke Belanda karena alasan kesehatannya pada tahun 2022. Ia masih sangat dirindukan di Kenya, baik oleh staf Proyek Sosial Pater Grol maupun oleh para narapidana. Meskipun demikian, pekerjaan organisasi ini terus dilanjutkan dengan berani oleh staf yang ada saat ini. Saat ini ada dua frater yang terlibat, Fr. Francis Otieno Odoyo dan Fr. Paul Orobi.
“Pekerjaan kami terus berlanjut, meskipun jumlah donatur yang mendukung kami semakin berkurang,” kata Fr. Paul Orobi, salah satu staf. “Sekarang kami mengubah sistem. Kami tidak lagi sering bepergian ke setiap penjara, tetapi kami mendorong manajemen penjara untuk mengunjungi kami di komunitas kami. Ini berjalan dengan sangat baik. Mereka datang untuk mengambil peralatan yang dibutuhkan, pakaian, sepatu, majalah, dan donasi lain yang kami miliki seperti perlengkapan mandi, sabun, dan lain-lain.” Fr. Paul Orobi kadang-kadang mengunjungi penjara di luar Nairobi, dan kemudian menyusun laporan mengenai kebutuhan mereka.
Peluncuran buku
Tahun lalu, Proyek Sosial Pater Grol membantu seorang mantan narapidana meluncurkan bukunya, yang ditulisnya saat di penjara: ‘Between Darkness and Death in Prison’ oleh Tabitha Mwaura. Father Grol’s Welfare Project juga membantunya memulai proyek pelatihan untuk membantu anak-anak dari para perempuan yang berada di penjara, agar dapat menguasai keterampilan merajut dan menjahit.
Pemeliharaan
Proyek Sosial Pastor Grol juga menawarkan kursus pelatihan kejuruan di dalam tembok penjara, untuk mempersiapkan narapidana menghadapi kehidupan di luar penjara di kemudian hari. Mantan narapidana didukung dalam program pemeliharaan. Dengan pengalaman yang diperoleh dan alat-alat yang disediakan melalui proyek ini, mereka dapat membangun kehidupan yang berbeda dan lebih baik untuk diri mereka sendiri. “Kami memiliki beberapa orang yang berhasil dalam tukang kayu, menjahit, tukang batu, dan tukang cukur, hanya untuk menyebutkan beberapa contoh,” kata Fr. Paul. “Dalam program pasca-penjara itu, ada petugas/pegawai mengikuti langkah para mantan narapidana ke mana pun mereka tinggal, untuk melihat bagaimana kemajuan mereka. Kami memiliki banyak kisah sukses, dan otoritas penjara serta narapidana senang dan berterima kasih atas kehadiran kami.”
Mencari dana
Fr. Paul Orobi menjelaskan betapa sulitnya kadang-kadang untuk menjaga proyek ini berjalan. “Kami tidak memiliki banyak dana, jadi kami selalu mencari donatur baru untuk membantu kami dalam pekerjaan mulia ini.” Mereka sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Tools to Work dari Belanda. Pada Juli 2025, mereka berharap menerima lagi kiriman alat-alat yang dibutuhkan para penjara. Beberapa perusahaan dan organisasi lokal juga mendukung proyek ini. The White Fathers (Pastor-Pastor Putih) menyumbangkan majalah setiap bulan, dan Twiga Stationaries menyediakan buku latihan. Centrale Humanitaire Médico-Pharmaceutique (CHMP), sebuah organisasi yang bergerak di bidang logistik kesehatan dan solusi rantai pasokan door-to-door untuk organisasi kemanusiaan, menyediakan obat-obatan yang berharga. Namun, masyarakat lokal juga turut berkontribusi: kongregasi membawakan sabun, sepatu, dan pakaian untuk narapidana. Sekolah-sekolah menyumbangkan buku-buku cerita bekas dan buku teks untuk disalurkan ke penjara, serta kapur dan pena.
Narapidana juga manusia
Situasi narapidana di Kenya seringkali menyedihkan. Setelah dibebaskan, sulit untuk kembali ke masyarakat setelah memiliki “stigma penjara”. Proyek Kesejahteraan Pater Grol berfokus pada kelompok “orang-orang yang hilang” ini. Setiap kontribusi, sekecil apa pun, sangat berarti.
Apakah Anda salah satu orang yang ingin membuat perbedaan? Kontribusi Anda sangat dibutuhkan, dan dapat disalurkan melalui IBAN NL 60 ABNA 0522439055 (BIC: ABNANL2A) atas nama ‘Fraters CMM Missieprocuur’, dengan keterangan ‘Father Grol’s Welfare Project’. Terima kasih atas dukungan Anda!