"Ketika saya bekerja dengan orang, saya ingin menuntun dan mengajar mereka, saya harus mengenal mereka, kemampuan yang mereka miliki dan secara tajam melihat keterbatasan dan kemampuan mereka. Oleh karena itu, mari lebih dekat dengan sesama kita.”

‘Mari lebih dekat dengan sesama kita’


Belas kasih dan persaudaraan adalah dua kata kunci dalam konsep karisma Frater CMM. Kata-kata yang indah, namun bagaimana para frater merealisasikannya dalam hidup sehari-hari? Ini merupakan petunjuk untuk melihat lebih lanjut ‘Lihatlah sesamaku’ (bdk. Mat. 9: 35-38).

Frater Elijah Agilo adalah seorang yang berkepribadian menyenangkan, dengan memiliki tinggi badan lebih dari biasa dan tampak seperti seorang pengawal. Di sisi lain ia memiliki pribadi yang baik dengan menampilkan diri sebagai frater yang berbelas kasih. Apa sebetulnya tugas dan impiannya?

Ia bekerja sebagai guru di Sekolah Dasar St. Vinsensius de Paul (khusus laki-laki), Mosocho, Kenya. Dalam relasi dengan muridnya ia bersikap tegas namun menyenangkan; dengan cara ini ia mencoba untuk lebih dekat dengan mereka. Dengan memiliki tinggi badan lebih, sehingga kadang-kadang ia harus tunduk agar bisa mendengar apa yang disampaikan oleh para murid. Sesuatu yang biasa dan ia tidak merasa bangga dengan cara yang demikian.

Dalam pertemuan dengan sesama frater yang datang dari berbagai tempat dalam wilayah kongregasional
di Vught, Belanda pada pada bulan Oktober 2016, ia menceritakan perannya sebagai guru dan pemimpin; dan sebagai ilustrasi ia menyertakan sebuah patung pahatan kecil. Ia memperlihatkan kepada para frater di ruang pertemuan dan mengatakan: “Ini adalah patung kecil yang saya terima dari salah seorang murid di sekolah. Bisakah Anda mengatakan sesuatu tentang bentuk dan susunannya?” Beberapa frater mencoba menjawab pertanyaannya. Dengan tetap memegangnya ia meneruskan: “Dari tempat duduk Anda tentu tidak bisa melihatnya, bukan? Boleh saya meminta salah seorang untuk menjelaskan patung ini secara terperinci? Hanya bisa dilakukan bila Anda lebih
dekat.” Ia menyerahkan patung itu kepada seorang frater untuk mengamati dari dekat karya tangan yang dibuat dan mengekspresikan kekagumannya.

“Tentu, sebagai seorang guru dan pemimpin kita harus lebih dekat dengan sesama. Ketika saya bekerja dengan orang, saya ingin menuntun dan mengajar mereka, saya harus mengenal mereka, kemampuan yang mereka miliki dan secara tajam melihat keterbatasan dan kemampuan mereka. Oleh karena itu, mari lebih dekat dengan sesama kita.”

Frater Elijah Agilo CMM (Kenya)