Sedikit ekstra sabar, merupakan ungkapan ketika minum, karena Anda butuhkan itu untuk berada di kampus.

Persaudaraan saat minum bersama


Frater Hermenegildus Beris bekerja sebagai misionaris di Namibia selama 51 tahun, dan sejak tahun 2016 ia kembali ke Belanda. Selama disana ia juga mengajar beberapa mata pelajaran di mayor seminari seperti Sejarah Gereja Afrika, Sejarah Umum Gereja, Sejarah Gereja Namibia dan Patrologi. Ketika mereka sedang mencari pengganti untuk meneruskan tugasnya di lembaga ini, ia yang sudah berusia 87 tahun menemukan jalan untuk bisa membantu. Zaman sekarang semuanya bisa dilakukan ‘dari jarak jauh’. Dari tempat tinggalnya di komunitas Eleousa, Vught, ia memanfaatkan program Skype pada komputernya untuk melakukan kontak dengan seminari Windhoek melalui monitor. Tugas ini dijalaninya beberapa kali dalam seminggu.

Setelah menjalankan tugas ini selama satu setengah tahun, pihak seminari mamandang baik kalau Frater Hermenegildus bisa kembali lagi bertemu dengan siswanya secara langsung. Frater Hermenegildus sangat setuju dengan ide ini karena berkaitan dengan tugasnya dan kemudian berangkat mengunjungi Windhoek-Namibia tanggal 16 Januari tahun ini.

“Orang muda, seperti siswa saya”, kata Hermenegildus kepada kami, “jangan langsung bertanya karena belas kasihan, terlepas dari kemungkinan bisa mati atau terkena sakit serius. Ini menyangkut mengapa perhatian saya untuk mereka; secara khusus anak seminari tahun bawah yang berjuang dengan bahasa Inggris, Anda harus sabar dengan mereka dan menawarkan bantuan ekstra. Menjadi sabar adalah juga bentuk belas kasih dan iba hati.”

Siswa seminari berasal dari kelompok etnis berbeda, maka persaudaraan menjadi penting, namun
tidak selamanya terjadi dengan sendirinya. Frater Hermenegildus: “Di antara siswa seminari terkadang ada yang sungguh aneh, sebagaimana juga mereka yang berasal dari berbagai negara. Berbeda budaya, bahasa dan tradisi. Sebagai staf diharapkan menjadi contoh yang baik dan saya selalu menciptakan persahabatan, dekat dengan mereka semua baik yang dari India, Afrika selatan, Polandia, Austria; sebagaimana saya berjalan di tengah mereka sebagai orang Belanda.

Waktu minum bagi saya penting, sebagai saat yang tepat untuk persaudaraan. Ini semua tentu lebih sulit kalau hanya melalui Skype. Memberi kuliah jarak jauh-sebagaimana sudah dikatakan-jarak cukup jauh, bahkan melalui makna kiasan. Seorang guru dengan kebaikan dan kesabaran, bahkan salah satu yang lebih jauh tidak datang. Sedikit ekstra sabar, merupakan ungkapan ketika minum, karena Anda butuhkan itu untuk berada di kampus.” Frater Hermenegildus, rekan kita dan model vitalitas, telah tiba kembali di Belanda tanggal 1 Mei dengan perasaan puas. Merasa puas karena bisa melakukan tugas lagi yang begitu cocok dengannya, dekat dengan siswa dan rekan kerja, minum bersama dan dalam aktivitas lainnya.

Nathalie Bastiaansen