“Tuhan, terimalah daku apa adanya, dan jadikan saya seperti yang Engkau kehendaki”

KEDIAMANKU: YESUS SAUDARA KITA YANG BERBELAS KASIH


Pendiri kita Uskup Zwijsen telah memberiku rumah baru lewat karisma yang diterimanya dari Allah: karisma Belas Kasih dan Persaudaraan. Tanggal 29 Agustus 1959 ketika masuk novisiat, saya mulai menapaki jalan belas kasih dan persuadaraan.

Panggilan

Sepuluh tahun kemudian, tepat pada bulan Maret 1969, saya menerima pemberian lain dari Allah melalui kontak dengan Gerakan Focolare. Tahun 1969 merupakan tahun khusus bagi umat manusia, ketika para astronot mendarat di bulan. Tahun yang sama, saya mendarat di bulan lain, sebuah kediaman baru: persaudaraan universal. Saya menemukan bahwa melalui Gerakan Focolare tercipta sebuah cahaya baru yang semakin jelas dalam panggilan saya sebagai frater.

Mengikuti Yesus, sumber belas kasih

Chiara Lubich, pendiri Focolare, memberi misi baru untuk semua karisma dalam Gereja. Ia melihat semua karisma sebagai suatu ekspresi dari jejak-jejak hidup Yesus di dunia: Yesus sebagai penyembuh, Yesus sebagai pekerja, Yesus sebagai guru, Yesus sebagai penjaga, Yesus sebagai sumber belas kasih, Yesus sebagai pemimpin, dan Yesus yang menderita. Ini semakin jelas bagi saya, bahwa saya harus menjadi pengikut Yesus, saudara yang berbelas kasih.
60 tahun silam saya telah berusaha mengikuti jejakjejak Yesus dengan memperhatikan sesama sebagai seorang frater yang berbelas kasih: dalam pembinaan orang muda untuk menjadi frater, memperhatikan sesama yang menderita karena Aids, dan membantu rekan frater agar hidup dalam keharmonisan dengan Allah dan sesama.

Doa

Pada kartu kenangan kaul kekal, saya memasukkan sebuah kalimat yang masih mengingatkan saya untuk menjadi seorang frater yang berbelas kasih. Saya memanjatkan doa dengan perantaraan Kardinal Newman yang telah dideklarasikan sebagai santo pada tanggal 13 Oktober 2019. Doanya sebagai berikut: “Tuhan, terimalah daku apa adanya, dan jadikan saya seperti yang Engkau kehendaki”.
Doa ini masih saya panjatkan setiap hari saat saya menerima Yesus dalam Ekaristi. Yesus menjadi kediamanku dan saya senang dengan moto Tahun Yubileum yaitu: “Lakukan apa yang diperbuat oleh Yesus: mengabdi dan membawa terang, mengucapkan kata yang menyelamatkan, mengulurkan tangan untuk menolong.”

Frater Leo van de Weijer CMM (Kenya)