Dia mengajar saya bagaimana untuk melihat dengan hati saya, bahkan dengan mata saya yang agak buta

Kacamata frater Theo


Orang yang mengalami gangguan penglihatan tahu arti penting dari kacamata. Untuk dapat melihat, terutama di tempat-tempat gelap, mereka membutuhkan lebih banyak cahaya dibanding orang sehat.

Orang dapat menerapkan hal ini dari perspektif spiritual: “Firman datang kepada kita. Dalam Firman itu ada hidup dan hidup itu adalah terang bagi semua orang. Terang bersinar dalam kegelapan, dan kegelapan tidak menguasainya.”

Saya tidak menyadari sungguh tentang hal ini ketika, sebagai anak laki-laki berusia enam tahun, saya punya kacamata pertama. Sesudah itu ada banyak kacamata. Saya punya kacamata yang kuat: -6 di satu sisi dan di sisi lain -9. Terakhir dengan -14 dan -18. Pada tahun 1969, ketika belajar di universitas, saya memutuskan untuk menggunakan lensa kontak (contact lenses). Lensa kontak ini membuat saya menangis, mengeluarkan air mata sampai akhirnya saya menjadi terbiasa. Sering saya kehilangan lensa kontak saya. Dua puluh tahun yang lalu saya berhenti mengemudi karena hampir menyebabkan beberapa kecelakaan. Beberapa waktu kemudian saya menjalani operasi mata, untuk meningkatkan penglihatan jarak jauh saya. Sekarang saya menggunakan kacamata baca untuk membaca.

Tapi Yesus menolong saya, tidak hanya untuk melihat; Dia memberikan terang; Dia mengirim saya ke kolam Siloam; Dia mencuci mata saya dan saya mulai melihat. Dia juga mengajari saya pembedaan roh; untuk melihat sesuatu dari semua sisi. Dia mengajar saya bagaimana
untuk melihat dengan hati saya, bahkan dengan mata saya yang agak buta. Dia memberiku sebuah keluarga, yang memberi saya kacamata dan Kongregasi yang memberi saya lensa kontak. Dia menyediakan sebuah keluarga bagi saya yang mengajari saya bagaimana mencintai dan Kongregasi yang membantu saya untuk melihat dan membedakan rahmat.

Kacamata bisa pecah dan lensa kontak bisa hilang. Saya mencoba untuk semakin memahami dan mempraktikkan cinta dan belas kasih, terhadap diri sendiri, keluarga saya, Kongregasi saya, orang miskin, dan anak-anak yatim piatu. Dengan cara itu saya mencoba untuk mengikuti Yesus, Maria dan Vincensius dan menjadikan mereka sebagai guru saya.

frater Theo Adams CMM (Brasil)