Tidak seorangpun yang menghendaki adanya bencana apapun dan yang dikehendaki adalah hidup selaras dengan alam sebagai anugerah dan ciptaan Tuhan yang patut di rawat dan dilestarikan. Secara alami, tepat tanggal 25 November 2020 gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata dinyatakan status waspada level dua dengan asap tebal setinggi 4000 meter di atas puncak gunung. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas gunung Ile Lewotolok sangat berpotensi terjadinya erupsi susulan. Tanggal 27 November 2020 terjadi erupsi susulan yang sangat membahayakan karena disertai dengan hujan batu, abu tebal dan berdampak pada masyarakat di dua kecamatan yakni kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. Pemerintah tanggap terhadap situasi darurat dan mengungsikan warga dari dua kecamatan dan penduduk sekitarnya ke Kota Lewoleba.
Jumlah warga yang kena dampak dari erupsi gunung Ile Lewotolok diperkirakan berjumlah 9.028 orang yang disebarkan pada posko – posko yang sudah disiapkan pemerintah serta rumah-rumah warga masyarakat di kota Lewoleba. Dampak dari erupsi gunung Ile Lewotolok membuat warga masyarakat meninggalkan tugas dan pekerjaannya untuk mencari nafkah demi kebutuhan hidup serta mencukupi kebutuhan anak – anak yang sedang menempuh pendidikan. Warga yang diungsikan oleh pemerintah dan menempati posko – posko yang sudah disiapkan oleh pemerintah serta keluarga -keluarga yang menampung pengungsi. Situasi ini membuka mata setiap manusia untuk merauh rasa kepedulian dan solidaritas terhadap mereka yang sangat membutuhkan bantuan.
Sampai saat ini, aktifitas gunung Ile Lewotolok terus berlanjut dengan mengeluarkan abu panas, belerang dan setiap saat ada gempa. Para frater di komunitas Lamahora dapat merasakan gempa yang intensitasnya sehari 8 – 10 kali. Dengan melihat, tergerak dan bergerak, para frater komunitas Lamahora ikut serta mengungjungi para pengungsi yang tersebar diberbagai tempat. Adapun aksi nyata yang sudah dilakukan oleh komunitas bersama dengan Forum Religius Lembata adalah mengungjungi dan memberi bantuan sesuai kesanggupan komunitas dengan menyediakan air mineral sebanyak 5 dos. Keprihatinan kami adalah keprihatinan bersama untuk ikut melayani dengan belas kasih dan hadir bagi sesama yang membutuhkan bantuan baik secara spiritual maupun materiil yang dapat memberi dukungan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat yang tertimpa bencana secara langsung.
Frater Philipus Weridity, CMM, Lembata, Indonesia
Selanjutnya
Selamat Natal