Pada bulan Juli dan Agustus 2023, Duta Persaudaraan Sedunia (WWB) dari beberapa negara berkumpul untuk pertemuan internasional. Mereka bersama-sama berpartisipasi dalam Hari Pemuda Sedunia di Lisbon, Portugal. Beberapa kesaksian dari Duta Namibia:
Sejak bergabung dengan Duta Persaudaraan Sedunia di Namibia, ekspektasi untuk menghadiri Hari Pemuda Sedunia sepertinya begitu tak jelas bagi saya, karena masalah kesehatan. Sesuai cerita dari para duta sebelumnya bahwa selama kegiatan hari kaum muda sedunia (WYD) biasanya harus berjalan kaki sangat jauh dan hal ini sangatlah menakutkan saya, karena takut akan dampaknya terhadap kesehatan saya. Namun melalui pembicaraan dengan sesama anggota tim di Namibia dan percakapan dengan frater Damasus, Frater Lawrence, Frater Athanasius, dan Frater Paul Onyisi, saya menemukan keyakinan dan kejelasan dan tentu saja melalui doa dan refleksi. Menjadi jelas bahwa saya telah dipilih untuk tujuan tertentu untuk mengambil bagian dalam Hari Pemuda Sedunia ini, dan saya mulai menantikan ziarah tersebut.
Keluarga WWB
Menggambarkan pengalaman ini sebagai “ziarah yang menakjubkan”. Seluruh perjalanan Hari Pemuda Sedunia terbukti membawa perubahan. Perziarahan kami dimulai ketika kami tiba di Emaus di Belanda dan bertemu dengan para duta muda dari lima negara lainnya yaitu Brazil, Timor-Leste, Kenya, Tanzania, dan Belanda. Bertemu dengan para duta dari berbagai latar belakang budaya membuat saya sangat gembira. Saat kami mempersiapkan WYD di Portugal, kami telah membentuk diri menjadi satu keluarga WWB. Misa harian, meditasi, dan kegiatan di Emaus merupakan persiapan yang tepat untuk Hari Kaum Muda Sedunia di Lisbon.
Bersama kaum muda vinsensian
Setelah menghabiskan sekitar 5 hari di Emaus, Belanda, kami mengadakan perjalanan ke Felgueiras, Portugal, di mana kami menghabiskan tiga hari dalam pertemuan dengan Vincentian Marian Youth (kaum muda vincensian). Pengalaman dari pertemuan ini benar-benar pengalaman transformatif. Saya sangat tersentuh oleh sesi-sesi yang mana orang-orang muda saling berbagi pengalaman dari berbagai kegiatan yang mereka lakukan di negaranya masing-masing dan kesaksian-kesaksian yang menyentuh hati. Menyaksikan semangat dan dedikasi anak-anak muda ini memberi saya harapan bagi masa depan generasi muda secara global. Kehadiran mereka sebagai perwujudan dalam 1 Timotius 4:12 – “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”. Perikop ini menjadi inspirasi yang kuat bagi saya untuk berkontribusi lebih besar sesuai kapasitas saya di Namibia.
Menghadiri Hari Pemuda Sedunia juga adalah kesempatan kami untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti Fatima di Portugal, Lourdes dan Dax, tempat kelahiran St. Vinsensius de Paul, santo pelindung karya kasih para Frater CMM. Baik di Fatima maupun Lourdes, saya takjub melihat ribuan peziarah di tempat-tempat suci ini; sungguh mengharukan melihat iman orang-orang sakit di Lourdes yang mengantri untuk dicelupkan ke dalam air dengan harapan akan keajaiban kesembuhan. Prosesi lilin di Lourdes merupakan juga pengalaman menyentuhkan, karena menampilkan ribuan peziarah yang menyatakan iman Katolik mereka melalui pendarasan Rosario.
“Jangan takut”
Tidak diragukan lagi, puncak perjalanan kami adalah Hari Pemuda Sedunia itu sendiri. Sesi katekese harian di Lisbon memberi kami kesempatan untuk merefleksikan tema-tema pilihan Hari Pemuda Sedunia. Upacara pembukaan, yang dipimpin oleh Paus merupakan hal yang spektakuler, ketika ratusan ribu orang, terutama kaum muda berkumpul untuk menyatakan iman mereka pada “Gereja Yang Kudus, Katolik, dan Apostolik”. Pesan-pesan Paus selama tiga hari sangat menyentuh hati saya.
Beliau mengingatkan kita bahwa kita hadir di Hari Pemuda Sedunia bukan secara kebetulan melainkan karena Yesus telah memanggil kita untuk berada di sana, memanggil kita dengan nama kita untuk datang apa adanya karena kasih-Nya. Kami termasuk di antara orang-orang beruntung yang dipilih oleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam acara ini, dan kami memikul tanggung jawab untuk berbagi pengalaman kegembiraan dan cinta yang kami temui dengan orang lain.
Dalam homili penutupnya, Paus menyemangati kita dengan pesan “jangan takut.” Ketika kita kembali ke negara kita masing-masing, niscaya kita akan menghadapi banyak tantangan. Namun, kita harus ingat bahwa Tuhan selalu bersama kita, dan rasa takut tidak boleh menghalangi kita dalam misi kita.
Bersyukur
Ziarah Hari Pemuda Sedunia telah memperkuat iman Katolik saya, dan saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para Frater CMM yang telah memberi saya kesempatan untuk berpartisipasi, kepada rekan muda WWB di Namibia yang telah memilih saya sebagai salah satu peserta, kepada Uskup Agung Liborius Nashenda atas dukungannya atas partisipasi saya, pastor paroki saya, dan semua orang yang mendoakan saya, mengupayakan kesehatan dan kemampuan saya untuk mengambil bagian dalam Hari Pemuda Sedunia.
Saya berkomitmen untuk membagikan apa yang saya alami, sehingga orang lain dapat ikut memuji Tuhan, Allah kita, atas perbuatan baik-Nya dan melayani Dia.
Calistus Mahindi, Duta WWB Namibia
WYD ini memberikan dampak besar dalam hidup saya. Itu adalah masa refleksi, transformasi, pembaharuan dan penemuan kembali siapa saya dalam hidup. Itu mengajari saya bagaimana mati terhadap diri sendiri dan menerima, menghargai, dan menghargai setiap orang. Hal ini juga mengajarkan saya bagaimana untuk membumi dan berdiri teguh dalam iman Katolik saya.
Sr. Krispina Shilulu, WWB Namibia
Ini adalah Hari Pemuda Sedunia yang pertama bagi saya, sungguh indah. Saya rasa saya tidak dapat menemukan kata-kata yang cukup untuk menggambarkannya. Saya melihat dan mengalami kasih Tuhan dalam bentuknya yang paling murni. Melalui gereja induk dalam segala upaya yang dilakukan dan melalui umatnya. Yang saya temui dan seluruh kerumunan lebih dari satu juta orang. Suasananya dipenuhi dengan kedamaian yang tak terlukiskan, ketenangan dan begitu banyak kerendahan hati. Hal ini sangat menyentuh seluruh keberadaan saya sehingga saya ingin berusaha menjalani kehidupan saya sebagai putri Tuhan yang paling berharga dan tidak pernah meninggalkan hadirat-Nya. Saya hanya dapat melakukan bagian saya, untuk menunjukkan dan menyebarkan kasih Kristus kepada semua orang yang saya temui sebagai Duta persaudaraan sedunia.